Belajar Entrepreneurship dari Orang Saba’ (1)

By M. Suyanto

Kita dapat belajar entrepreneurship (kewirausahaan) dari orang Saba’. Orang Saba’ sejak abad ketujuh Sebelum Masehi (SM) telah menempati Yaman. Orang Saba’ hidup dari 750 SM sampai 115 SM dengan satu kali perubahan gelar raja sekitar 610 SM. Pada periode pertama raja mereka bergelar Mukarrib.


Dua mukarrib terdahulu adalah Yatsa’amar dan Karibail, disebutkan dalam kitab sejarah Assyiria dari Sargon II dan Sennacherib, yang memerintah pada abad ke 8 sampai abad ke 7 SM. dan Ibukota Saba’ ketika itu adalah Sharwah yang reruntuhan bangunannya di sebelah barat kota Ma’rib sejauh satu malam perjalanan ketika itu dan dikenal dengan nama Kharibah. Bangunan utamanya adalah kuil Almaqah- Sang Dewa Bulan. Pada periode pertama tersebut mulai dibangun bendungan Ma’rib yang menjadikan Saba menjadi daerah yang subur. Di tanah Saba tumbuh pohon rempah-rempah, gaharu dan tumbuhan beraroma untuk penyedap masakan atau kemenyan untuk upacara kenegaraan atau keagamaan di gereja.

Komoditas unggulan perdagangan kuno adalah cendana. Di pasar tersebut terdapat produk langka dan bernilai tinggi, seperti mutiara dari Teluk Persia, bumbu masak, kain dan pedang dari India, sutera dari Cina, budak, monyet, gading, emas, bulu burung unta dari Etiopia. Barang dagang yang diimpor meliputi kain berwarna ungu yang kasar dan halus, pakaian model Arab, dengan lengan polos, dibordir atau dirajut dengan emas, bubuk kunyit, daun pandan, kain muslin, rompi tebal, selimut yang polos atau yang dibuat berdasarkan model setempat, selempang dalam beragam warna, balsem beraroma dalam jumlah yang cukup banyak, minuman anggur dan gandum dalam jumlah yang tidak banyak.

Orang Saba merupakan orang Phoenesia dari laut selatan. Mereka mengenal rute perjalanan, karang dan pelabuhannya, menguasai pergantian musim dan memonopoli perdagangan selama satu seperempat abad terakhir sebelum Masehi. Orang Saba membangun rute perjalanan darat antara Yaman dan Suriah di sepanjang pesisir barat semenanjung Arabia, yang mengarah ke Mesir, Suriah dan Mesopotamia. Jalur ke Suriah membuka pintu masuk ke Mediterania di Gazza (Gaza). Dari Hadramaut, yang kaya hasil wewangiannya, jalur kafilah mengarah ke Ma’rib, ibukota Saba dan dari Ma’rib bertemu dengan rute perdagangan yang utama. Di sepanjang rute selatan ke utara orang Saba membangun berbagai koloni mereka. Pada masa kejayaannya raja-raja Saba memperluas jajahan mereka ke seluruh kawasan Arab Selatan dan menjadikan kerajaan tetangganya Minea menjadi jajahannya. Negeri yang baik tersebut disebutkan dalam Al-Qur’an, Surat Saba’ ayat 15 :

Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri (kepada mereka dikatakan): “Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugrahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun”.

ketuaamikom