Belajar Menjadi Entrepreneur dari Kaum Tadmur (3)
By M. Suyanto
Dengan semangat maskulin, ia memperluas batas kerjaannya hingga meliputi Mesir dan sebagian besar wilayah Asia Kecil. Dari sanalah, tepatnya pada 270, pasukan Romawi terdesak hingga ke Ankara (Ancyra). Bahkan di Kalkedon yang berseberangan dengan Bizantium, ia melakukan ekspedisi militer untuk membangun kekuasaannya. Pada tahun yang sama, pasukan nya berhasil menduduki Iskandariyah, kota besar kedua kekaisaran Romawi, dan putranya yang kemudian diangkat sebagai Raja Mesir, mengeluarkan mata uang baru menggantikan mata uang bergambar kepala Aurelius. Kesuksesannya di medan perang disebabkan terutama oleh dua jendralnya, Zabbay dan Zabda.
Setelah lama tenggelam, kekuasaan Aurelius akhirnya bangkit kembali. Dalam sebuah pertempuran di Antiokia yang diikuti kemudian oleh pertempuran, lain di dekat Himsh, ia berhasil mengalahkan Zabda, dan pada musim semi 272, ia memasuki Palmyra, Ratu Arab yang ambisius ini dengan putusnya melarikan diri ke gurun pasir, tetapi akhirnya tertangkap dan diikat dengan rantai emas di depan kereta kuda untuk mengahiasi anak-anak Aurelius menuju pintu gerbang Romawi. Dalam perjalanannya menuju ibu kota, Aurelius mendapat kabar adanya pembrontakan di Palmyra, sehingga ia segera memacu kudanya kembali ke kota itu, menghancurkan bangunan-bangunannya, lalu membubarkan seluruh tatanan pemerintahnya Kota itu ditinggal dalam kondisi hancur, seperti yang bisa kita saksikan. Itulah akhir kejayaan Palmyra.
Peradaban Palmyra merupakan perpaduan menarik antara unsur-unsur budaya Yunani, Suriah, dan Persia (Iran). Ia bukan saja penting pada dirinya sendiri, seperti halnya peradaban Nabasia yang telah kita bahas, tetapi juga memberikan gambaran tentang ketinggian budaya yang bisa dicapai oleh orang-orang Aral gurun ketika kesempatan terbuka lebar di depan mereka. Bahwa orang-orang Palmyra merupakan keturunan asli Arab terlihat jelas dari nama-nama mereka dan seringnya bahasa Arab digunakan dalam tulisan-tulisan mereka. Bahasa yang mereka gunakan adalah dialek Aramaik Barat yang mirip dengan Aramaik Nabasia dan Mesir. Agama mereka terkait dengan benda-benda langit yang menjadi ciri agama Arab Utara, Bel yang berasal dari Babylonia, tegak berdiri didepan kuil mereka; Beal Syarain (penguasa langit) terdapat dalam berbagai tulisan tentang penahbisan, dan tidak kurang dari 20 nama Tuhan lainnya ditemukan di Palmyra.
Dengan jatuhnya kerajaan Palmyra yang berusia singkat, lalu-lintas darat mencari rute barunya dan akhirnya menemukan rute baru. Bushra (Bostra) di Hauran dan kota-kota Gassan lainnya menjadi pewaris Palmyra seperti halnya ia pernah menjadi pewaris Petra. Pada 634, Muslim yang pertama tiba di Tadmur. Kota Tadmur ditundukkan oleh Arab Muslim dibawah pimpinan Khalid bin Walid pada 636. Pada pemerintahan Islam tersebut Tadmur menjadi rute bisnis yang terkenal kembali.