Strategi promosi Nabi SAW (4)
Nabi Muhammad s.a.w. tanggap terhadap permasalahan yang dihadapi pelanggan. Rasulullah s.a.w. bersabda :“Allah mengasihi orang yang mudah dalam penjualan, pembelian, pelunasan dan penagihan. Barang siapa memberi penangguhan kepada orang yang dalam kesusahan (untuk membayar hutang) atau membebaskannya, maka Allah akan menghisabnya dengan penghisaban yang ringan. Barang siapa menerima kembali pembelian dari orang-orang yang menyesali pembeliannya, niscaya Allah membatalkan (menghapus) kesalahannya pada hari kiamat.” (Bukhari dan Muslim). Demikian pula permasalah yang terjadi pada orang lain, Nabi Muhammad s.a.w. tetap membantu menyelesaikan permasalah tersebut. Dari Jabir r.a. katanya : “Abdullah bin ‘Amru bin Harani meninggal dunia sedangkan ia mempunyai hutang. Saya minta tolong kepada Nabi saw. Supaya orang-orang yang mempiutanginya sudi meringankan hutangnya. Nabi s.a.w. Menyampaikan permintaan itu kepada mereka, tetapi mereka tidak mau memenuhinya. Nabi saw, bersabda kepadaku, “Pergilah atur kurma engkau bermacam-macam! Ajwah sebagian dan ‘Azqa Zaid. Kemudian beritahukan kepadaku kalau sudah selesai.” Lantas apa yang diperintahkan Nabi saw, itu saya laksanakan, dan setelah selesai kuberitahukan kepada beliau. Beliau duduk diatas atau ditengah tengah kurma itu, lalu beliau bersabda, “Nah, gantanglah untuk kaum yang berpiutang itu.” Lalu saya gantangi dan saya berikan secukupnya kepada mereka masing-masing Ternyata kurmaku yang tinggal tidak kurang satu jua pun dari semula.”
Nabi Muhammad s.a.w. menawarkan pilihan dalam memasarkan produknya. Dari Ibnu Umar r.a., dari Rasulullah saw., bahwasanya beliau bersabda : “Apabila dua orang telah melakukan jual beli, maka tiap-tiap orang dari keduanya boleh khiyar (memilih) selama mereka belum berpisah, dan keduanya masih berkumpul, atau salah satu dari keduanya telah memberi khiyar kepada yang lain, dan keduanya telah melakukan jual beli atas dasar khiyar itu, maka sesungguhnya jual beli itu haruslah dilakukan atas yang demikian. Jika keduanya telah berpisah sesudah melakukan jual beli, sedang yang satu lagi belum meninggalkan (tempat) jual beli. Maka jual beli itu harus berlaku demikian.” (Bukhari). Demikian pula dari Ibnu Umar r.a., katanya Nabi saw. Bersabda : “Dua orang yang jual beli boleh khiyar selama keduanya belum berpisah, atau salah satu diantara keduanya mengatakan kepada yang lain, “pilihlah !” Dan boleh jadi juga beliau mengatakan, “Atau jual beli itu dengan khiyar.” Kata Nafi’ : “Pernah Ibnu Umar apabila membeli sesuatu yang disenanginya, dia segera berpisah dengan penjualnya.” (Bukhari).
senang sekali bisa belajar tentang prinsip-prinsip bisnis rasulullah. matur nuwun pak yanto. My blogs:
http://wwwambassador.blogspot.com
http://www.tohjoyo.wordpress.com