STRATEGI BISNIS PEDAGANG EMPEK-EMPEK (1)

By M. Suyanto

Kita dapat belajar strategi bisnis dari pedagang empek-empek. Empek-empek merupakan makanan khas Palembang yang dibuat dari adonan tepung dan ikan, adonan tepung yang diisi telur dan diberi saus cuka. Kawan saya dan keponakannya merupakan pedagang empek-empek yang berasal dari Palembang.

Istri dari kawan saya tersebut merupakan pembuat empek-empek yang menurut saya paling terkenal di Yogyakarta. Kawan saya sendiri mantan pelaut yang fasih berbahasa Inggris. Pada saat saya bertemu dia pertama kali, saat kami membuka cabang bimbingan tes dan kawan saya tersebut sebagai perantara untuk menyewa rumah di Jalan Sultan Agung. Ketika itu kawan saya tersebut sebagai penjual makanan dan minuman. Sedangkan istrinya berjualan empek-empek dengan merek yang paling terkenal di Yogyakarta.

Kini kawan saya membangun baru bisnis bersama adik istrinya dan keponakannya, karena istri kawan saya ikut anaknya di Jakarta. Mereka memulai bisnis dengan tidak memakai merek empek-empek yang sudah terkenal itu. Meskipun kawan saya tersebut telah mempunyai banyak cucu, tetapi masih energik dan tetap lincah menjual empek-empek dari kantor ke kantor, bahkan dari rumah ke rumah. Suatu hari saya mampir ke warung kawan saya tersebut untuk membeli empek-empek untuk oleh-oleh anak saya dan sopir saya. Sesampainya di tempat, kawan saya baru berjualan empek-empek ke pelanggannya, yang ada keponakannya. Saya memperkenalkan diri kalau kawannya Omnya. Setelah saya mulai berbicara tentang berbagai macam hal. Kemudian saya mulai bertanya tentang bisnis empek-empek yang dijalani bersama Omnya tersebut. “Memang saya buka di Yogya baru saja Pak Yanto. Saya dan Mama saya yang buat, Om yang berjualan keliling. Dulu awal-awalnya Om saya bisa jual satu hari itu sekitar 50 empek-empek, sehingga sulit untuk menutup biaya produksi. Alhamdulillah sekarang bisa mencapai 700 empek-empek, sehingga sudahmulai menghasilkan keuntungan. Strateginya apa, kok sekarang dapat mencapai 700 empek-empek per hari. “Harusnya bukan saya yang ditanya Pak Yanto, tetapi saya yang harus bertanya tentang strategi kepada Pak Yanto” jawabnya merendah.

“Om saya sering cerita tentang Pak Yanto. Om saya cerita kalau kawan-kawannya dulu banyak yang sudah jadi orang yang berhasil. Sedangkan saya hanya tetap begini saja kata Om saya. Saya sudah baca bukunya Pak Yanto yang berjudul 11 Rahasia Memulai Bisnis Tanpa Uang, saya pinjam dari Om saya” kata keponakannya. “Oh. Om Anda cerita begitu tentang kawan-kawannya. Saya juga terima kasih kalau mau membaca buku saya” saya menyahut.

Pelajaran pertama yang dipetik dari pedagang empek-empek ini adalah ketika ia memberi motivasi kepada Omnya yang menurut saya sesuatu yang sangat luar biasa. “Om yang lalu biarlah berlalu sebagai kenangan. Yang sekarang kita syukuri dan berbuat terbaik” kata keponakan kawan saya kepada Omnya. Saya merenungkan kata yang diucapkan keponakan kawan saya, bersyukur dan berbuat terbaik saat sekarang. Bukankah masa lalu menentukan siapa kita, perasaan kita dan perilaku kita saat ini? Memang benar, tetapi kita sudah tidak dapat berbuat apa-apa lagi untuk masa lalu, kecuali kita dapat kembali pada masa lalu. Demikian pula pada masa depan. Sasaran masa depan kita menentukan tindakan apa yang kita ambil di masa sekarang, tetapi kita tidak tahu apa yang terjadi di masa depan, yang kita tahu adalah yang terjadi masa sekarang. Strategi terbaik adalah bersyukur kepada Tuhan dan bertindak terbaik pada saat sekarang.


ketuaamikom