Kiat Sukses Menjadi Entrepreneur Bagi Orang Biasa (3)
By M. Suyanto, STMIK AMIKOM Yogyakarta
Pengalaman lain menggunakan sikap mental positif tersebut pada saat perjalanan AMIKOM Yogyakarta. Setelah ijin keluar, perguruan tinggi kecil dengan fasilitas dan sumberdaya terbatas tersebut mulai berjalan. Pada saat awal hanya mendapatkan 32 mahasiswa. Tahun kedua mendapatkan 156 mahasiswa dan tahun ketiga memperoleh 256 mahasiswa. Pada tahun-tahun perjalanan awal AMIKOM Yogyakarta, yang berbentuk Akademi dan hanya membuka program Diploma Tiga. Universitas Gadjah Mada membuka program diploma tiga cukup banyak. Banyak di antara Pimpinan Perguruan Tinggi Swasta yan mengeluh, kalau mahasiswanya disedot oleh program diploma tiga Universitas Gadjah Mada. Seorang wartawan dari harian ini datang kepada saya, minta tanggapan terhadap maraknya program diploma tiga yang dibuka Universitas Gadjah Mada. “Bagaimana pendapat Pak Yanto terhadap banyak dibukanya diploma tiga UGM?” Tanya wartawan tersebut. Saya mencoba menjawab dengan menggunakan sikap mental positif. “Alhandulillah malah baik” jawab saya. “Bagaimana baiknya Pak Yanto?” wartawan tersebut melanjutkan pertanyaannya. “Baiknya, khususnya untuk AMIKOM, yang namanya program studi informatika atau sistem informasi itu kan belum begitu banyak dikenal. Kalau seperti kedokteran, ekonomi, psikologi, sosial politik, teknik elektro, teknik mesin, teknik arsitektur dan sebagainya itu kan sudah dikenal. Kalau UGM, khususnya MIPA membuka program Tiploma Tiga sistem informasi, artinya program itu penting. Dengan pentingnya program diploma tiga sistem informasi atau informatika, saya yakin mahasiswa AMIKOM malah akan bertambah banyak. Wong penting” jawab saya. “Oh begitu…” wartawan tersebut mengiyakan.
Kemudian saya menambahkan bahwa dengan sikap mental positif peluang itu semakin terbuka, bukan memusuhi UGM, tetapi justru memanfaatkan UGM sebagai peluang sambil bertanya kepada wartawan tersebut “Bisakah AMIKOM yang terbatas ini mengumpulkan calon mahasiswa yang berminat informatika sejumlah 2000 di suatu tempat ?” “Sulit Pak Yanto “ jawab wartawan tersebut. “Andaikan bisa, kira-kira biayanya besar atau kecil?” saya bertanya kepada wartawan tersebut. “Besar sekali Pak Yanto” jawab wartawan. “Mau Anda saya beri tahu untuk mengumpulkan calon mahasiswa sejumlah 2000 tanpa menggunakan biaya?” saya membuat penasaran wartawan. “Mau Pak Yanto” jawab wartawan. Kemudian saya menjelaskan kepada wartawan tersebut “Pertama yang kita lakukan adalah mencaritahu tanggal dan jam berapa MIPA Program Diploma Tiga sistem informasi melakukan tes. Setelah itu berapa jumlah yang ikut tes. Ternyata yang ikut tes masuk MIPA Program Diploma Tiga sistem informasi sekitar 2000 calon mahasiswa. Saya bersama kawan-kawan saya tinggal menunggu di depan pintu tes dengan sistem pagar betis untuk membagi brosur setelah selesai tes, sehingga hampir semua calon mahasiswa mendapat brosur. MIPA Program Diploma Sistem Informasi kan hanya menerima sekitar 200 orang, sehingga masih ada 1800 orang yang tidak dapat diterima.”. Wartawan tersebut terbengong dengan jawaban saya, sambil berkata “Luar biasa, ya Pak Yanto”. “Itulah kalau kita menggunakan sikap mental positif, memang pintu satu tertutup, tetapi Tuhan membuka pintu-pintu yang lain yang tidak dapat dipridiksi oleh manusia” jawab saya kepada wartawan tersebut. “Terima kasih Pak Yanto atas tanggapannya. Kalau saya masih butuh lagi saya akan ke sini lagi” kata wartawan sambil berpamitan. “Saya juga terima kasih mau mendengarkan pendapat saya yang sederhana” kata saya, sambil saya antar sampai wartawan tersebut naik kedaraannya dan saya lambaikan tangan saya.