Kiat Sukses Menjadi Entrepreneur Bagi Orang Biasa (28)

By M. Suyanto, STMIK AMIKOM Yogyakarta

Setelah pasar yang dipilih, yaitu pasar industri, kemudian saya dan Pak Hanafi mulai mengatur strategi. Mengingat tidak punya biaya pemasaran yang cukup, maka saya menyarankan melakukan pemasaran dari pintu ke pintu. Saya meminta Pak Hanafi membuat brosur tentang produk yang akan dijual beserta keunggulannya serta harganya yang sangat kompetitif. Saya juga meminta untuk menjelaskan keunggulan produk tersebut secara baik kepada bagian pemasaran, yang sebagian besar masih mahasiswa, yang belum mempunyai pengalaman. Pak Hanafi sendiri juga ikut memasarkannya.

Pemasaran dari PT. Time Excellindo mulai bergerak, masuk pintu institusi satu dan institusi lain. Ternyata tidak mudah untuk menjual bandwidth. Pak Hanafi dan kawan-kawan dari Time Excellindo kemudian menghadap saya. “Sulit sekali Pak Yanto” kata Pak Hanafi. “Pengalam saya mengatakan, kalau kita mendatangi 100 institusi, maka yang mau membeli hanya 1 atau 2 institusi saja. Pak Hanafi sudah mencapai 100 institusi belum?” saya menjelaskan sambil bertanya. “Belum Pak” jawab Pak Hanafi. “Coba diteruskan lagi” sedikit saya memerintah. “Baik Pak. Saya akan coba lagi” kata Pak Hanafi.

Setelah mencoba lagi memasuki beberapa institusi, mulai ada institusi yang pesan. Kemudian Pak Hanafi dan kawan-kawan menghadap saya lagi. “Pak ada yang pesan” kata Pak Hanafi. “Selamat. Pak Hanafi dapat menjual. Silakan Pak Hanafi melayani institusi tersebut dengan baik.” saya memberikan saran. “Terima kasih Pak” jawab Pak Hanafi. “Untuk lebih mengutamakan pelayanan daripada sekedar laku tetapi tidak dapat melayani dengan baik. Ketepatan waktu harus menjadi prioritas. Kalau Pak Hanafi berjanji satu minggu, kalau bisa sebelum satu minggu sudah selesai dalam mengerjakan prtoyek. Kalau Pak Hanafi berjanji satu minggu ternyata selesai lebih dari satu minggu, maka pelanggan akan kecewa. Maka kalau kira-kira lebih dari satu minggu, lebih baik mengatakan dua minggu, tetapi diusahakan selesai satu minggu, maka pelanggan akan merasa puas.” Kata saya sedikit menggurui. Proyek pertama tersebut hanya menggunakan jalur frekuensi yang umum, maka pengerjaan proyek tersebut dapat dilakukan dengan baik dan tepat pada waktunya.

Dari satu institusi ini mulai puas dengan pelayanan PT. Time Excellindo, mulai merekomendasikan intitusi yang sejenis. Institusi yang puas biasanya akan membeli tambahan bandwidth dan merekomendasikan kepada institusi yang lain. Benarlah adanya, institusi tersebut akhirnya menambah bandwidth dan merekomendsi kepada institusi sejenisnya. Institusi yang sejenis tersebut meminta mengajukan penawaran. Pak Hanafi dan kawan-kawannya mengajukan penawaran. Penawarannya diterima, tetapi institusi ini meminta jalur frekuensi khusus. Pak Hanafi dan kawan-kawannya menyanggupinya. Setelah dikerjakan, ternyata tidak selesai pada waktu yang telah ditentukan, karena memang belum berpengalaman, hanya dikerjakan oleh mahasiswa yang masih miskin pengalaman. Pimpinan institusi tersebut sampai akhirnya telepon saya, agar saya ikut membantu menyelesaikannya. Saya berkoordinasi dengan Pak Hanafi dan kawan-kawannya. Akhirnya proyek tersebut dapat diselesaikan. Pengalaman pahit yang pertama dan pengalaman gagal yang sangat berharga bagi kawan-kawan di PT. Time Excellindo. Berkat pengalaman pahit tersebut, membuat Pak Hanafi dan kawan-kawannya melakukan koreksi dan memperbaiki diri. Saya secara khusus memohon maaf kepada institusi tersebut dan mengakui kesalahan. Pimpinan institusi tersebut memaafkan dan hubungan kita sampai saat ini berjalan dengan baik dan akhirnya proyek-proyek berikutnya mulai berdatangan.

Lebih rinci tentang pemasaran, silakan baca :Principles of Marketing (13th Edition)

ketuaamikom