Kiat Sukses Menjadi Entrepreneur Bagi Orang Biasa (16)
By M. Suyanto, STMIK AMIKOM Yogyakarta
Setelah iklan di Harian Kedaulatan Rakyat yang berukuran 20 cm x 3 kolom ditayangkan. Sudah saya katakan sebelumnya, gedung dan iklan dapat dibayar di kemudian hari, tanpa harus menggunakan uang tunai. Beberapa saat kemudian, dampak dari iklan dan pembagian brosur di sekolah-sekolah mulai menunjukkan hasil. Satu demi satu mulai ada yang mendaftar mengikuti kursus komputer. Pada saat kursus dimulai pesertanya mencapai 35 siswa. Saya memberikan kuliah umum yang bersifat motivasi kepada para siswa. Setelah menjelang selesai, saya mempersilakan siswa untuk bertanya segala sesuatu yang berkait dengan kursus tersebut. Salah seorang siswa mgacungkan tangannya sambil bertanya “Pak. Ini kursus komputer atau kursus apa. Kok tidak ada komputernya?”. Pertanyaan yang sangat mengejutkan saya, karena saya tidak menduga kalau akan ada pertanyaan seperti itu, sambil saya balik bertanya. “Adik sudah baca ikalan di KR tentang kursus ini?” . “Sudah Pak” jawab siswa tersebut. Kemudian saya bertanya kembali “Apa bunyi iklannya?” . “Pendidikan komputer satu tahun dilengkapi bisnis praktis dan kewirausahaan” jawab siswa tersebut. Saya menjelaskan” Satu bulan ini kita pendidikan bisnis praktis dan kewirausaan. Ini penting dik. (Di dalam hati saya mengatakan, tetapi kamu juga harus bayar). Setelah satu bulan baru kita mulai kursus komputernya.”. “Oh… begitu to Pak” kata anak tersebut.
Dalam satu bulan, saya memberikan pendidikan kewirausahaan yang saya mulai dengan pendidikan jiwa wirausaha, ketika itu yang diberikan adalah Achievement Motivation Training (AMT), yang digagas oleh David McLalland. Materi yang sangat menarik, karena menyentuh jiwa anak didik tersebut. Isi materi tersebut mulai dari peraturan yang dibuat bersama agar AMT tersebut berhasil, potret diri, diskripsi diri, diskusi kesenjangan, Johary Window, sampai Goal Setting yang diakhiri denga refleksi dan doa. Sebagian besar siswa hampir pasti menangis, menyesali kesalahannya baik terhadap orang lain maupun terhadap kedua orang tuanya serta terhadap Tuhannya. Biasanya mereka seperti terlahir kembali dan termotivasi untuk menggapai cita-citanya, menjadi orang yang berhasil. Beberapa komentar dari mereka setelah mengikuti AMT tersebut antara lain “Saya merasa terlahir kembali Pak” kata salah seorang siswa. “Saya jadi tahu jati diri saya Pak” komentar siswa yang lain. “Cita-cita saya sudah sangat dekat. Seperti di pelupuk mata saya. Tinggal meraihnya ” kata siswa yang lainnya lagi Setelah termotivasi, siswa mulai dibekali ilmu kewirausahaan dan bisnis. Mulai dari sikap mental positif, mengukir mimpi, mengambil langkah menjadi pengusaha, strategi melambungkan bisnis sampai bagaimana caranya menghadapi kegagalan. Pelajaran yang sangat menyenangkan bagi siswa. Satu demi satu dalam satu bulan itu siswa mulai membayar biaya kursus.
Tidak terasa hari berjalan sangat cepat dan akhirnya waktu satu bulan telah terlampaui. Karena mereka sangat puas, hampir semua siswa akhirnya membayar biaya kursus dan ingin tetap bergabung dengan tempat kursus saya. Dari uang tersebut saya kreditkan komputer sejumlah 12 komputer. “Pak ada komputernya ya”komentar para siswa sambil sedikit meledek. “Namanya saja juga kursus komputer. Kan harus ada komputernya “ jawab saya dan di dalam hati saya mengatakan sebetulnya itu juga uangmu, kalau kamu tidak membayar kita juga tidak bisa membeli komputer. Itulah sekelumit pengalaman sederhana saya dalam membuka kursus komputer tanpa uang tunai. Mudah-mudahan memberi inspirasi memulai bisnis tanpa uang tunai.