Belajar Spiritual Intelligence dari Tukang Becak (3)
By M. Suyanto Saya memahami kalau tukang becak yang dirampas becaknya itu menangis sejadi-jadinya. Tukang becak tersebut membeli becak dengan cara yang tidak mudah, tetesan keringat bertahun-tahun dengan cara mengangsur. Kadangkala, ia harus mengangsur harian, kadangkala mingguan atau kadangkala bulanan, bergantung apakah pada hari itu, ia memperoleh penumpang atau tidak. Maka becak itu dijadikan kawan setianya.